PENTINGNYA GERAKAN PRAMUKA
Dewasa ini, banyak sekali kejadian-kejadian atau kasus
pelanggaran yang berujung kepada kriminalitas yang dilakukan oleh remaja dan
kawula muda Indonesia. Tak sedikit masalah yang ditimbulkan, seperti pencurian,
balapan liar, seks bebas, narkoba, tawuran, bahkan tindakan yang berujung pada
perusakan dan pembunuhan. Hal ini terjadi karena moral pemuda dan pemudi kawula
muda masyarakat Indonesia sudah diambang kerusakan.
Hal ini diperparah lagi dengan era globalisasi yang
membuat permasalahan menjadi tambah tidak karuan. Dengan masuknya budaya asing
yang tidak tersaring ke Indonesia bagaikan sebuah virus yang menyerang
siapapun tanpa pandang bulu, membuat
kalangan pemuda dan pemudi yang tak siap mental menjadi terpengaruh dan akhirnya
diperbudak oleh hawa nafsu. Seperti contoh, tak sedikit dari budaya asing yang
tak cocok dengan budaya kita namun menjadi hal yang tren bagi kalangan muda.
Sebut saja seks bebas. Di sebagian luar
Negri, mungkin banyak yang melegalkan seks bebas bahkan menganggap seks bebas
adalah hal yang lumrah dilakukan oleh manusia. Namun di Indonesia, seks adalah
hal yang sakral, yang perlu sebuah ikatan khusus untuk bisa melakukannya yakni
pernikahan. Namun, dengan masuknya budaya sing tersebut, membuat kalangan muda
yang belum siap mentalnya menjadi terpengaruh bahkan melakukannya tanpa ada
rasa malu. Hal ini diperparah lagi dengan maraknya video porno dan kurangnya
kontrol orangtua, sehingga tak sedikit kasus seorang anak melahirkan anak, atau
seorang anak membuang anaknya.
Masa muda adalah masa labil, masa pencarian jati dirinya.
Rasa penasaran bagi kalangan muda jauh lebih besar darimasa apapun. Mereka tak
segan berbuat segala cara untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka. Jika mereka
tidak memiliki wawasan yang luas, iman yang dalam serta mental yang kuat,
dijamin mereka akan salah dalam memilih jalan. Oleh karena itu belajar dan
bimbingan dari orangtua sangat penting untuk membantu kalangan muda dalam
proses menemukan jati dirinya.
Sekarang sudah banyak sekolahan-sekolahan bahkan
Madarasah Diniyah yang mulai peduli dengan akhlak kawula muda yang sangat
kritis ini, tak sedikit pelajaran budi pekerti diajarkan kepada mereka, dan
bimbingan rohani selalu diberikan setiap saat. Namun, tak sedikit dari semua
usaha itu gagal dan berhasil, dan tak sedikit anak yang tertarik maupun
menolak. Oleh karena itu jika hanya mengandalkan sekolah atau madarasah diniyah
rasanya kurang cukup. Karena jam disekolah maupun di madarasah diniyah tak
full. Apalagi di Sekolah Negeri yang bimbingan rohaninya hanya 2 jam dalam
seminggu, tentu tidak akan bisa mendapatkan hasil yang maksimal, sehingga anak
muda sekarang butuh wadah yang lebih banyak dan lebih luas dalam belajar dan
mencari jati dirinya. Salah satu dari sekian banyak wadah yang ada di
Indonesia, adalah adanya Gerakan Pramuka yakni Gerakan Kepanduan yang sangat
populer di Indonesia.
Gerakan Pramuka merupakan Organisasi yang bertujuan
memberikan wadah kepada kalangan muda yang ingin menjadi pribadi yang baik dan
unggul serta mampu bersaing dikehidupan masyarakat. Cara kerja Pramuka
terbilang unik, karena memadukan 3 jenis pendidikan. Pendidikan sendiri terbagi
menjadi 3 (tiga) jenis, yakni Pendidikan Formal, Informal dan Non Formal.
Pendidikan Formal adalah pendidikan resmi seperti
Sekolah, Pendidikan Informal adalah pendidikan tidak resmi seperti bimbingan
belajar, kursus, Pondok Pesantren, dll, sedangkan Pendidikan Non Formal adalah
pendidikan masyarakat, seperti Ormas, Karang Taruna, Jamaah pengajian, dll.
Gerakan Pramuka sendiri mencakup ketiga jenis pendidikan
tersebut, Formal Informal dan Nonformal digabung menjadi satu, sehingga membuat
banyak minat bagi kalangan Muda di Indonesia. Sistem pembelajaran Pramuka
sendiri tidak seperti Pembelajaran di Sekolah yang hanya terfokus pada cara
belajar dalam kelas, melainkan belajar didalam dan diluar. Terkadang Pramuka
melakukan belajar di dalam ruangan tapi lebih sering dialam bebas, makanya ada
pameo yang mengatakan “Pramuka anak
rimba”
Gerakan Pramuka sendiri dibentuk pada tanggal 14 Agustus
1961 yang merupakan gabungan dari organisasi kepanduan yang ada di Indonesia
waktu itu. Sebelum Pramuka didirikan, sudah banyak organisasi kepanduan seperti
Pramuka yang sudah populer dan memiliki anggota yang banyak, namun sistem
kerjanya masih terikat pada ormas maupun golongan. Seperti contoh ada gerakan
kepanduan Pandu Anshar milik ormas Nahdlatul Ulama (NU), Hizbul Wathan milik
Muhammadiyah, dan kepanduan-kepanduan yang lain. Sehingga dari banyaknya
kepanduan tersebut, dan melalui banyak proses panjang dan perundingan yang alot
akhirnya disepakati dengan digabungnya semua kepadanduan di Indonesia kedalam
satu kepanduan yang kita kenal dengan Gerakan Pramuka singkatan dari Gerakan
Praja Muda Karana, yang memiliki arti Gerakan anak-anak muda yang giat bekerja.
Itu sekilas tentang Pramuka.
Dalam tulisan ini, penulis tidak menjelaskan tentang
Pramuka itu seperti apa, atau mengulas tentang sejarah Pramuka, melainkan
sekedar berbagi ilmu tentang peranan Pramuka dalam kehidupan sehari-hari
khususnya bagi kalangan muda. Penulis tidak akan menjelaskan peranan Pramuka
terhadap Dunia atau Bangsa Indonesia, melainkan tentang peranan Pramuka dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dengan yang
namanya hubungan kemasyarakatan. Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang
berkoloni, maksudnya manusia membutuhkan bantuan manusia yang lain bahkan
cenderung membentuk suatu kelompok. Tidak ada manusia yang bisa hidup sendirian
dibumi ini, mungkin ada beberapa orang yang ditakdirkan untuk hidup menyepi
dialam bebas sendirian tanpa bantuan, namun itupun tidal berlangsung lama.
Banyak orang yang mencoba memisahkan diri dari kehidupan sosial dan memilih
menyepi dihutan sendirian. Namun tak lama dari mereka yang mencoba kembali ke masyarakat
atau meninggal. Karena secara hakikat manusia diciptakan tidak untuk sendiri,
namun bermasyarakat.
Lantas, jika manusia tidak bisa hidup menyepi dihutan,
kenapa banyak orang yang ingin mencari kebenaran harus menyepi dihutan selama
bertahun-tahun ????. pertanyaan yang rumit namun bisa dijawab dengan mudah.
Pada hakikatnya manusia diciptakan berpasang-pasangan, berkoloni karena
sesungguhnya manusia tidak bisa hidup sendirian. Memang banyak orang yang hidup
menyepi dihutan, seperti para pendeta atau sufi. Namun, jika kita teliti lebih
lanjut lagi, apakah mereka menyepi dihutan itu tujuannya adalah untuk
memisahkan diri dari manusia lain. Tentu jawabannya tidak, mereka menyepi bukan
untuk memisahkan diri, melainkan untuk sementara mengasingkan diri agar
mendapatkan kebenaran. Setelah mereka mendapatkan kebenaran atau kesadaran yang
sejati, tentu mereka akan kambali lagi kemasyarakat. Dan lagi, mereka yang
menyepi dihutan juga tidak sendirian, ada oranglain yang menjaga atau menemani.
Kembali ke Pramuka, kita sebagai manusia yang tak bisa
pisah dengan masyarakat, hendaknya belajar bagaimana cara kita agar kita dapat
diterima dengan baik di masyarakat, karena hidup dimasyarakat tidak sama dengan
hidup dirumah. Masyarakat itu sulit, dan butuh keterampilan yang ekstra untuk
bisa diterima dengan baik. Pelajaran tentang bagaimana cara kita untuk bisa
bergaul dimasyarakat tidak diajarkan disekolah, karena sekolah hanya fokus
kepada pembelajaran kognitif saja. Sekolah yang memberikan pelajaran tentang
bermasyarakat hanya pondok pesantren, karena memang Ponpes memiliki proses
belajar seperti halnya Pramuka.
Di Pramuka, selain diajarkan tentang pengetahuan kita
juga diajarkan tentang keterampilan dan kedisiplinan. Banyak sekali kegiatan
Pramuka yang positif yang terkadang remeh namun memiliki makna yang mendalam,
sebut saja PBB (Pelatihan Baris Berbaris). Memang, PBB tidak digunakan
dimasyarakat, namun dengan PBB kita bisa belajar tentang disiplin, baik
disiplin perkataan maupun perbuatan. Di PBB kita juga diajarkan memiliki sikap
tegas dalam memimpin, hal ini jika kita menjadi seorang Komandan Pleton, dan
kita juga diajarkan arti sikap patuh dan legawa ketika kita menjadi anggota
pleton. Jadi dari PBB saja yang kelihatannya remeh temeh kita malah diajarkan
untuk bisa memimpin dan dipimpin serta patuh pada pimpinan, karena Penggagas
Pramuka paham bahwa tidak semua orang ingin memimpin, dipimpin atau patuh pada
pimpinan. Ada orang yang inginnya memimpin tapi tak mau dipimpin namanya Egois,
ada juga orang yang tak mau memimpin maunya dipimpin namanya plinplan, ada juga
orang yang tak mau memimpin dipimpin dan patuh pada pimpinan namanya bandel. Di
Pramuka semua harus bisa memimpin, dipimpin dan patuh pada pimpinan, bahkan
dari PBB saja kita juga diajarkan menghargai perasaan orang lain, dll.
Peranan Pramuka dalam mendidik kalangan muda sangatlah
besar, hingga karakter seorang Pramuka dapat dikatakan setingkat dibawah
TNI-POLRI. Kok bisa setingkat dibawahnya, karena Pramuka memang diciptakan untuk
dapat menjadi pribadi yang unggul, disiplin, patuh dan mampu bersaing serta
menjadi tauladan dimasyarakat. Jika tidak percaya silahkan lihat dasa dharma,
itu adalah sifat seorang pramuka.
Peranan Pramuka yang lain selain mendidik kalangan muda,
rupanya juga menyiapkan anggotanya untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi
manusia yang lain. Buktinya, seorang Pramuka jika dibandingkan dengan yang
bukan Pramuka, terlihat jelas nampak perbedaannya. Anak Pramuka dan anak
Pramuka dapat dilihat walaupun anak Pramuka tersebut tidak pakai seragam. Anak
Pramuka sejati, mereka cenderung lebih banyak berbuat positif daripada
negatifnya. Jarang sekali anak Pramuka yang terlibat dalam aksi kejahatan yang
berujung pada kriminalitas. Namun Pramuka sering menjadi korban dari pencemaran
nama baik, KOK BISA???? Karena
seragam Pramuka sendiri wajib dipakai oleh pelajar ditingkat sekolah dasar
maupun menengah diseluruh Indonesia, jadi ketika ada anak nakal yang berseragam
Pramuka berbuat salah, walaupun dia sendiri bukan anak Pramuka, secara tidak
langsung mencoreng wajah Gerakan Pramuka, sehingga banyak dari orangtua yang
enggan mengijinkan anaknya untuk ikut Gerakan Pramuka.
Anak-anak yang berjiwa Pramuka sendiri, memiliki hobi
berkarya dan malas tinggal dirumah. Buktinya, anak Pramuka sangat senang mengikuti
kegiatan yang positif seperti kerja bakti, mengikuti seminar, ikut kegiatan
pengajian, turut serta dalam menjaga keamanan, dll dan ciri dari anak Pramuka
yang lain adalah, ketika mereka liburan, mereka bersama teman-temannya akan
pergi bermain ke alam bebas, Camping, dll. Berbeda dengan anak muda pada
umumnya yang menghabiskan masa mudanya untuk bermain dan melakukan aktifitas
yang tidak bermanfaat, malahan anak Pramuka lebih memilih menghabiskan masa
mudanya untuk belajar dan berkarya agar ketika dewasa mampu bersaing di
kehidupan bermasyarakat.
Dari tadi saya mengucapkan kata bersaing terus, maksudnya
bukan bersaing untuk menang melainkan siap dimanapun ia dibutuhkan, karena
menjadi orang yang siap itu butuh proses yang lama dan jika hanya mengadalkan
pelajaran sekolah, tentu akan kurang maksimal hasilnya. Semoga dengan tulisan
ini, banyak orang yang tidak takut akan Pramuka dan tidak anti kepada Pramuka,
karena sesunggunnya tujuan Pramuka adalah mendidik generasi Pramuka yang
berkualitas.
Jika ada kekurangan, mohon maaf. Wallahua’lambisshowab.
Komentar
Posting Komentar